Literasi dan numerasi adalah kemampuan dasar yang sangat penting bagi anak-anak usia sekolah dasar. Literasi mencakup kemampuan membaca dan memahami teks, sementara numerasi berkaitan dengan kemampuan berpikir dan menggunakan angka secara logis. Di Indonesia, kedua kemampuan ini mengalami krisis yang mengkhawatirkan, terutama pada siswa sekolah dasar. Berbagai studi menunjukkan rendahnya capaian literasi dan numerasi di kalangan anak-anak Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain. Artikel ini akan membahas faktor-faktor penyebab krisis ini serta langkah-langkah perbaikan yang dapat dilakukan.
Faktor Penyebab Krisis Literasi dan Numerasi
- Kurangnya Akses pada Bahan Bacaan Berkualitas
Banyak anak di Indonesia, terutama di daerah terpencil, tidak memiliki akses pada bahan bacaan yang memadai. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Unesco (2019), akses terhadap bahan bacaan berkualitas merupakan faktor penting dalam pengembangan literasi. Rendahnya jumlah perpustakaan dan buku yang terbatas di sekolah membuat siswa tidak terbiasa membaca dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
- Pendekatan Pengajaran yang Kurang Efektif
Metode pengajaran yang masih berpusat pada guru atau teacher-centered juga menjadi penyebab krisis ini. Dalam pendekatan ini, siswa lebih banyak menerima materi secara pasif tanpa terlibat aktif dalam proses belajar. Penelitian oleh Susilowati et al. (2020) menemukan bahwa metode pembelajaran interaktif, seperti berbasis proyek atau pembelajaran berbasis masalah, lebih efektif dalam mengembangkan kemampuan literasi dan numerasi pada siswa sekolah dasar.
- Kualitas Guru yang Belum Merata
Guru memegang peranan kunci dalam pembentukan kemampuan dasar siswa. Sayangnya, kualitas guru di Indonesia masih belum merata. Sebuah studi oleh Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan (2018) menunjukkan bahwa banyak guru di daerah terpencil kurang mendapatkan pelatihan dan pembinaan yang memadai. Akibatnya, guru di daerah-daerah tersebut tidak mampu mengajarkan literasi dan numerasi dengan metode yang tepat dan menarik.
- Faktor Sosial Ekonomi dan Lingkungan Keluarga
Faktor sosial ekonomi keluarga juga mempengaruhi kemampuan literasi dan numerasi siswa. Anak-anak dari keluarga kurang mampu seringkali kekurangan dukungan pendidikan di rumah, seperti kurangnya dorongan untuk membaca atau keterbatasan dalam membeli buku bacaan. Hasil penelitian dari Badan Pusat Statistik (BPS) (2021) menunjukkan bahwa anak-anak dari keluarga dengan tingkat pendapatan rendah cenderung memiliki hasil belajar yang lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga yang lebih mampu.
Langkah-Langkah Perbaikan
- Meningkatkan Akses pada Bahan Bacaan Berkualitas
Pemerintah perlu mengupayakan pemerataan akses terhadap buku bacaan yang berkualitas, terutama di daerah terpencil. Program seperti pengadaan perpustakaan keliling atau pembagian buku gratis dapat membantu meningkatkan minat baca siswa. Selain itu, dengan adanya program digitalisasi, akses terhadap bahan bacaan elektronik juga dapat diperluas melalui perpustakaan digital yang dapat diakses oleh siswa di seluruh Indonesia.
- Pelatihan Guru dan Pengembangan Metode Pembelajaran Inovatif
Pelatihan guru untuk menggunakan metode pembelajaran interaktif dapat menjadi solusi jangka panjang dalam meningkatkan literasi dan numerasi. Misalnya, guru dapat diperkenalkan pada metode pembelajaran berbasis proyek atau berbasis permainan yang terbukti efektif dalam mengasah keterampilan berpikir kritis dan kemampuan matematika siswa (Susilowati et al., 2020). Selain itu, peningkatan kualitas pelatihan guru secara berkala perlu terus didukung oleh pemerintah.
- Kolaborasi antara Sekolah dan Orang Tua
Orang tua memiliki peran besar dalam mendukung pengembangan literasi dan numerasi anak di rumah. Sekolah dapat melibatkan orang tua dalam proses pendidikan, misalnya dengan memberikan arahan agar mereka mendorong anak-anak membaca atau mengerjakan latihan matematika sederhana di rumah. Sebuah studi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2021) menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak berpengaruh positif terhadap prestasi akademik mereka.
- Perbaikan Kurikulum untuk Menyelaraskan dengan Kebutuhan Literasi dan Numerasi
Kurikulum yang ada perlu disesuaikan agar memberikan lebih banyak porsi pada pengembangan literasi dan numerasi. Penambahan jam pelajaran membaca dan matematika, serta peningkatan kualitas materi ajar, akan membantu siswa untuk lebih terlatih dalam kemampuan dasar ini. Hal ini sudah diterapkan di beberapa negara maju, dan studi oleh OECD (2018) menyarankan bahwa fokus pada kemampuan dasar ini penting dalam kurikulum sekolah dasar.
Kesimpulan
Krisis literasi dan numerasi di sekolah dasar di Indonesia merupakan masalah yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Perlu ada sinergi antara pemerintah, sekolah, guru, dan orang tua untuk memperbaiki kondisi ini. Peningkatan akses bahan bacaan, pelatihan guru, keterlibatan orang tua, serta penyesuaian kurikulum adalah beberapa langkah konkret yang dapat diambil untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa Indonesia. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan krisis ini dapat diatasi dan siswa Indonesia dapat memiliki kemampuan dasar yang lebih kuat untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Referensi
– Unesco. (2019). “Literacy Assessment and Monitoring in Education Systems”.
– Susilowati, E., et al. (2020). “Pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Kemampuan Literasi Siswa Sekolah Dasar di Indonesia”. Jurnal Pendidikan Dasar.
– Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan. (2018). “Analisis Kualitas Guru di Indonesia”.
– Badan Pusat Statistik. (2021). “Statistik Pendidikan Indonesia 2021”.
– OECD. (2018). “Education at a Glance: Focus on Basic Skills”.
– Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2021). “Laporan Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan”.